Diberdayakan oleh Blogger.

Logika Saling Memaafkan



Memaafkan bukan sikap orang biasa. Memaafkan bukan tindakan biasa. Memaafkan merupakan sikap agung yang seharusnya tidak cukup dengan maaf, seharusnya ditambah dengan balasan tindakan kurang positif atas dirinya. Tapi maaf mensempurnakan aura keharmonisan suatu kaum, suatu perkumpulan, tanpa balas dendam yang tiada kunjung padam. Pada hakekatnya, balas dendam itu memusnahkan semuanya pada akhirnya. Syetan terus mengusik untuk mencoba hal remeh terlebih dahulu seperti membuat panas situasi, lalu berbuah permusuhan, dan akhirnya saling bunuh.

Rasulullah menjadi orang paling pemaaf. Nabi Yusuf juga orang paling pemaaf. Bayangkan, Rasulullah mendakwahi saudara saudara di Thaif, bukan diterima malah ditolak, padahal di Thaif masih termasuk sanak family atau ada hubungan family dengan beliau. Bukan hanya ditolak, bahkan Rasulullah dilempari batu sehingga beliau terluka.

Bayangkan hal itu jika hal itu menimpa Anda. Apa yang Anda lakukan sedangkan Anda ditawari malaikat untuk mengadzab mereka. Setelah menimpa kemalangan itu, pasti kita bergumam,

“ Kurang ajar !, aku sudah susah susah ke sana, susah berjalan, aku mendakwahi capek capek, tidak dibayar lagi. Eh, mereka malah menyerangku. Dasar kaum bangsat ! Aku akan menerima tawaran malaikat untuk mengadzab kalian. Rasakan balasanku.”

Mungkin seperti itulah gambarannya kalau kita berada di posisi Rasulullah. Tidak bagi beliau, Rasulullah memaafkan seluruhnya. Itulah keagungan akhlak beliau yang sangat mulia.

Nabi Yusuf tanpa kesalahan dan hanya punya kelebihan tampang pun menjadi sasaran kedengkian saudara mereka. Pada asalnya, mereka berniat membunuh Yusuf. Tapi akal mereka beralih ke lain yaitu membuang sejauh mungkin dari sang ayah. Dan akhirnya, diputuskan untuk dibuang di sumur.

Jangan Anda bayangkan sumurnya dangkal seperti sumur dekat rumah Anda. Sumur itu berada di area padang pasir. Karena di situ, jadi digali cukup dalam untuk menghasilkan air. Dan saat itu, sumur itu bekas jadi betapa mengerikan untuk anak seusia Yusuf waktu itu.

Sehingga waktu berjalan, Yusuf menjadi menteri dan akhirnya dipertemukan dengan saudara mereka dulu.
Bayangkan kita berada di posisi Yusuf, teringat akan hal menyedihkan lalu yang didzalimi dianiaya tanpa dia berbuat salah sedikit pada mereka. Bisa dianalogikan

“ Bangsat ! Kamu dulu ngapain ! Dulu apa aku punya salah padamu ! Lalu kamu ke sini untuk minta bantuan padaku ! Kamu nggak ngaca ya ! Mukamu taruh mana ! Lihat siapa orang yang kalian minta bantuan ini ! Ini orang yang kalian aniaya dulu ! “

Tapi tidak bagi Yusuf, beliau penuh ketulusan memaafkan tanpa dendam sedikit pun. Itulah seagung agung akhlak.

Logika Mengapa Harus Memaafkan

1.      Mereka saudara Anda

Orang yang memperlakukan tidak baik itu saudara Anda. Suadara Anda adalah bagian dari diri Anda. Maka jikalau Anda membalasnya, apalagi secara berlebihan, pada dasarnya Anda membinasakan mereka juga diri Anda. Selain itu, tujuan iblis tercapai akibat dendam Anda yang berlebihan.

2.      Bayangkan Jeritannya Dan Di Bakar Di Neraka

Anda mengenalnya. Anda tau suaranya. Anda tau wajahnya. Anda tau fisiknya. Bayangkan, karena kesalahannya kecil pada Anda, lalu Anda melaknatnya dengan doa. Bayangkan doa itu mustajab. Saudara Anda itu akan menjerit. Saudara Anda akan dipotong potong, dipukuli batu panas, dibakar dengan api luar biasa panas. Teringat itu, masihkah Anda tega suara, wajah, dan fisiknya menjerit. Anda pasti tidak akan sanggup mendengarnya, melihatnya, maka satu jalan MAAFKAN kesalahanya.

3.      Dendam Tidak Membawa Ketentraman

Apa lantas Anda membalas, Anda puas dan bahagia ?
Tidak, Anda dihantui kegundahan. Anda akan trauma. Anda dibayangi bayangi kenangan masa lalu. Anda akan tidak bahagia.
Apa lantas Anda mengusirnya, Anda bahagia ?
Anda akan terus teringat hari hari akan orang yang Anda balas. Fisik Anda bahagia. Tapi hati Anda menangis, sangat sedih. Dan itulah seburuk buruk kondisi. Tiada guna semua harta, kalau Anda tertekan hati.

4.      Tidak Memuluskan Tujuan Iblis

Anda melaknat saudara Anda akibat setitik kesalahannya pada Anda, sesunggunya Anda memuluskan tujuan iblis untuk menemani di neraka. Ingat, maafkan mereka karena mereka saudara Anda.

5.      Masuk Surga Bersama Lebih Indah Di Banding Sendiri

Akan lebih adil dan indah bila Anda dan seluruh sanak saudara Anda berada di surge bersama sama. Bayangkan, betapa indah hari hari itu, Anda bertemu bersuka ria berbahagia dengan semua orang yang mengenal Anda. Bayangkan, ada saudara yang disiksa di neraka hanya hal sepele yang berbentuk sedikit kesalahan pada Anda. Maka maafkan kesalahannya. 

Nalis
Share this article :
Print PDF
 
Support : Nalis Theme | Nalis Design | Nalis Website
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ichwan Navis - All Rights Reserved
mastemplate
Distributed By Blogger Templates | Design By Creating Website