Memaafkan bukan sikap orang biasa.
Memaafkan bukan tindakan biasa. Memaafkan merupakan sikap agung yang seharusnya
tidak cukup dengan maaf, seharusnya ditambah dengan balasan tindakan kurang
positif atas dirinya. Tapi maaf mensempurnakan aura keharmonisan suatu kaum,
suatu perkumpulan, tanpa balas dendam yang tiada kunjung padam. Pada
hakekatnya, balas dendam itu memusnahkan semuanya pada akhirnya. Syetan terus
mengusik untuk mencoba hal remeh terlebih dahulu seperti membuat panas situasi,
lalu berbuah permusuhan, dan akhirnya saling bunuh.
Rasulullah menjadi orang paling
pemaaf. Nabi Yusuf juga orang paling pemaaf. Bayangkan, Rasulullah mendakwahi
saudara saudara di Thaif, bukan diterima malah ditolak, padahal di Thaif masih
termasuk sanak family atau ada hubungan family dengan beliau. Bukan hanya
ditolak, bahkan Rasulullah dilempari batu sehingga beliau terluka.
Bayangkan hal itu jika hal itu
menimpa Anda. Apa yang Anda lakukan sedangkan Anda ditawari malaikat untuk
mengadzab mereka. Setelah menimpa kemalangan itu, pasti kita bergumam,
“ Kurang ajar !, aku sudah susah
susah ke sana, susah berjalan, aku mendakwahi capek capek, tidak dibayar lagi.
Eh, mereka malah menyerangku. Dasar kaum bangsat ! Aku akan menerima tawaran
malaikat untuk mengadzab kalian. Rasakan balasanku.”
Mungkin seperti itulah gambarannya
kalau kita berada di posisi Rasulullah. Tidak bagi beliau, Rasulullah memaafkan
seluruhnya. Itulah keagungan akhlak beliau yang sangat mulia.
Nabi Yusuf tanpa kesalahan dan hanya
punya kelebihan tampang pun menjadi sasaran kedengkian saudara mereka. Pada
asalnya, mereka berniat membunuh Yusuf. Tapi akal mereka beralih ke lain yaitu
membuang sejauh mungkin dari sang ayah. Dan akhirnya, diputuskan untuk dibuang
di sumur.
Jangan Anda bayangkan sumurnya
dangkal seperti sumur dekat rumah Anda. Sumur itu berada di area padang pasir.
Karena di situ, jadi digali cukup dalam untuk menghasilkan air. Dan saat itu,
sumur itu bekas jadi betapa mengerikan untuk anak seusia Yusuf waktu itu.
Sehingga waktu berjalan, Yusuf
menjadi menteri dan akhirnya dipertemukan dengan saudara mereka dulu.
Bayangkan kita berada di posisi
Yusuf, teringat akan hal menyedihkan lalu yang didzalimi dianiaya tanpa dia
berbuat salah sedikit pada mereka. Bisa dianalogikan
“ Bangsat ! Kamu dulu ngapain ! Dulu
apa aku punya salah padamu ! Lalu kamu ke sini untuk minta bantuan padaku !
Kamu nggak ngaca ya ! Mukamu taruh mana ! Lihat siapa orang yang kalian minta
bantuan ini ! Ini orang yang kalian aniaya dulu ! “
Tapi tidak bagi Yusuf, beliau penuh
ketulusan memaafkan tanpa dendam sedikit pun. Itulah seagung agung akhlak.
Logika Mengapa Harus Memaafkan
1.
Mereka
saudara Anda
Orang yang
memperlakukan tidak baik itu saudara Anda. Suadara Anda adalah bagian dari diri
Anda. Maka jikalau Anda membalasnya, apalagi secara berlebihan, pada dasarnya
Anda membinasakan mereka juga diri Anda. Selain itu, tujuan iblis tercapai
akibat dendam Anda yang berlebihan.
2.
Bayangkan
Jeritannya Dan Di Bakar Di Neraka
Anda
mengenalnya. Anda tau suaranya. Anda tau wajahnya. Anda tau fisiknya.
Bayangkan, karena kesalahannya kecil pada Anda, lalu Anda melaknatnya dengan
doa. Bayangkan doa itu mustajab. Saudara Anda itu akan menjerit. Saudara Anda
akan dipotong potong, dipukuli batu panas, dibakar dengan api luar biasa panas.
Teringat itu, masihkah Anda tega suara, wajah, dan fisiknya menjerit. Anda
pasti tidak akan sanggup mendengarnya, melihatnya, maka satu jalan MAAFKAN
kesalahanya.
3.
Dendam
Tidak Membawa Ketentraman
Apa lantas Anda
membalas, Anda puas dan bahagia ?
Tidak, Anda
dihantui kegundahan. Anda akan trauma. Anda dibayangi bayangi kenangan masa
lalu. Anda akan tidak bahagia.
Apa lantas Anda
mengusirnya, Anda bahagia ?
Anda akan terus
teringat hari hari akan orang yang Anda balas. Fisik Anda bahagia. Tapi hati
Anda menangis, sangat sedih. Dan itulah seburuk buruk kondisi. Tiada guna semua
harta, kalau Anda tertekan hati.
4.
Tidak
Memuluskan Tujuan Iblis
Anda melaknat
saudara Anda akibat setitik kesalahannya pada Anda, sesunggunya Anda memuluskan
tujuan iblis untuk menemani di neraka. Ingat, maafkan mereka karena mereka
saudara Anda.
5.
Masuk
Surga Bersama Lebih Indah Di Banding Sendiri
Akan lebih adil
dan indah bila Anda dan seluruh sanak saudara Anda berada di surge bersama
sama. Bayangkan, betapa indah hari hari itu, Anda bertemu bersuka ria
berbahagia dengan semua orang yang mengenal Anda. Bayangkan, ada saudara yang
disiksa di neraka hanya hal sepele yang berbentuk sedikit kesalahan pada Anda.
Maka maafkan kesalahannya.
Nalis