Diberdayakan oleh Blogger.

Goal Kehidupan


“ Orang beruntung adalah orang yang menderita di dunia tapi selamat di akhirat. Orang paling beruntung adalah orang yang bahagia di dunia dan selamat di akhirat. Orang merugi adalah orang yang bahagia di dunia tapi sengsara di akhirat. Orang paling merugi adalah orang yang menderita dan di dunia dan akhirat.”

Kenapa saya berani bilang beruntung ?

Karena akhirat itu ujung ujungnya kehidupan. Di situ kekal abadi. Maka sekali pun orang sengsara di dunia tapi selamat di akhirat, maka dia orang yang beruntung. Kesengsaran di dunia hanya dirasakan secuil saja, seolah seorang musafir dalam perjalanan singgah  berteduh di bawah dedaunan pohon lalu minum air sejenak, lalu dia melanjutkan safar. Dan singgah minum sejenak itulah kehidupan di dunia. Maka selebihnya dia berbahagia di negeri yang abadi. 

Kenapa saya berani bilang merugi ?


Karena neraka seburuk tempat. Meskipun orang bahagia di dunia tapi sengsara diakhirat, maka dia merugi. Sebab kualitas akhirat jauh lebih mulia dari dunia. Karena akhirat tempat paling akhir dari perjalanan makhluk Tuhan.

4 Tipe Orang Seperti Di atas

1.       Orang yang menderita di dunia tapi selamat di akhirat. Sejatinya tidak sedikit kita jumpai di sekeliling kita. Bahkan mungkin kita sendiri pernah mengalami, atau sekarang lagi mengalami. Menderita di dunia bukan hanya diukur dari materi saja. Seperti orang berkekurangan harta, yang tidak mudah memenuhi kebutuhan hidup. Tapi banyak sekali sebab penderitaan selain materi, seperti penderitaan jiwa atau psikis, penderitaan ketidakadilan, dan lainnya. Seorang sholeh harus merasakan pahit belahan jiwanya mengkhianati cinta, diceraikan dengan mudahnya, bahkan pasangannya berselingkuh. Seorang lemah jiwanya karena kesedihan terus menerus menerpa disebabkan oleh ketidakadilan atas apa yang dialami, ditipu oleh janji manis. Intinya penderitaan bukan hanya disebabkan materi saja.

Tapi orang orang semacam ini tetap sabar dan istiqomah dalam jalan kebenaran. Mereka tidak tertarik dan tidak mau menerima satu box mie instan untuk digadai dengan keimanan mereka. Mereka tetap bersabar dengan ketidakadilan dan berusaha mengubahnya. Mereka mengatur psikis supaya tidak terlalu parah. Lalu mereka tetap istiqomah sampai ajal menjemput. Banyak amal sholeh dibawa, dan keberuntungan menanti atas keistiqomahan.

2.       Orang yang bahagia dan akhirat. Inilah golongan paling sempurna. Orang orang seperti ini bukan berarti tidak ada masalah dalam hidup. Karena Sunnah kehidupan setiap orang punya masalah. Tapi sebisa mungkin problem disikapi dengan bijak, dan tidak terlalu berlebihan dalam melampiaskan emosi. Mereka berharta yang berkecukupan. Makan dengan menu sehat, berobat dengan kualitas baik, menolong hamba lain yang kekurangan. Mereka tetap istiqomah sehingga ajal menjemput. Mereka bahagia di dunia dan akhirat.

3.       Orang yang bahagia di dunia tapi sengsara di akhirat. Golongan ini banyak sekali kita lihat, dengar, bahkan jumpai. Mereka orang bahagia di dunia dengan materi melimpah, bahkan mencerahkan banyak orang. Mereka memberikan motivasi untuk banyak orang. Mereka menolong banyak orang, menafkahkan harta dengan jumlah sangat besar. Bukan hanya itu, asetnya tiada terbilang jumlahnya. Tapi mereka tidak punya keimanan atas ketauhidan dan tidak mengakuinya. Dan lebih tragis, mereka pegang sampai mati. Maka surga menolak, karena syarat pertama kunci surga adalah syahadat. Mereka bahagia di dunia tapi sengsara di akhirat. Untuk itu, mereka termasuk golongan merugi.

4.       Orang yang sengsara di dunia dan akhirat. Inilah seburuk golongan. Bukan hanya di akhirat saja, di dunia pun sengsara. Mereka tidak punya tiket kebahagiaan di akhirat sebagai pengganti kesengsaraan mereka di dunia karena satu sebab. Karena mereka tidak beriman. Sudah hidup susah di dunia, ditambah akhirat. Bukan hanya dari materi saja kesengsaraan mereka, tapi banyak factor lain. Seperti tertekan jiwa terus menerus sehingga mengakhiri hidup. Berapa banyak kita dengar kasus bunuh diri artis terkenal akibat depresi. Jelas depresi membuat sengsara hidup. Sekaya apa pun seseorang jikalau depresi maka dia sengsara. Lebih tragis, para artis itu tidak beriman dan mengakhiri hidup tanpa keridhoan Tuhan. Ini sudah double kekeliruan yang dijalankan.

Umar Bin Khattab dikenal sebagai sosok tegas dan keras. Jangankan manusia, jin pun takut jika melihat Umar dan langsung lari menjauh. Tapi suatu saat ketika dia menjabat sebagai khalifah, kejadian yang membuat diri kita tercengang pun tercatat.

Suatu hari, Umar bersama para sahabat sedang berkeliling untuk memantau lokasi. Tiba tiba Umar meneteskan air mata. Seketika sahabat tersentak. Baru pertama kali mereka melihat Umar yang gagah dan keras itu menangis.

“ Ada apa, Khalifah ? Mengapa Anda menangis ?” Tanya salah seorang sahabat.
Umar menjawab sambal menangis,” Lihatlah itu.”
Para sahabat melihat seorang nenek tua berpakaian compang camping sedang berjalan keluar dari tempat ibadah ( yahudi atau nasrani sepertinya ) dan baru saja nenek itu beribadah. Nenek itu berjalan membungkuk dengan mengandalkan tongkat. Wajahnya lusuh dan pakaiannya compang camping. Air mata Umar semakin deras.

Para sahabat tidak ada yang merasa ada yang aneh dengan fenomena itu. Seketika mereka bertanya,” Lalu ada apa dengan nenek itu ? Ada yang aneh, Khalifah ?”

Umar menjawab,” Kalian lihat nenek itu sangat kasihan di dunia, aku sampai tidak tega melihat apalagi membayangkan jikalau dirinya nanti dibakar di neraka karena dia tidak beriman .. hiks .. hiks ..”

Seketika semuanya menangis sedu. Umar yang dikenal keras pun luluh memikirkan nasibnya di akhirat.

Saya tidak menyampaikan ringkasan apa itu goal kehidupan. Karena saya sudah jelaskan panjang lebar. Jika Anda baca dari awal, pasti tahu apa itu goal kehidupan kita. Saya jamin Anda pasti tau.

by Nalis, 15 Agustus 2014
Share this article :
Print PDF
 
Support : Nalis Theme | Nalis Design | Nalis Website
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ichwan Navis - All Rights Reserved
mastemplate
Distributed By Blogger Templates | Design By Creating Website